Mengembangkan Pendidikan Agama Inklusif sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman di Indonesia

Yance Z Rumahuru

Abstract


This article discusses the importance of inclusive religious education as an instrument for building and developing a model of contextual religious education in Indonesia. This discussion aims to provide alternative thinking to correct the reality of exclusive religious practices that are thought to be influenced by ways of learning religion in schools that have not been able to change and shape Naradidik's inclusive attitude. From the results of various literature studies, it was found that in addition to the widely commented education politics and religious education system, religious education built on an exclusive paradigm has helped shape attitudes of hatred and intolerance among narrators, which can be used as fertile ground for the growth of radicalism and extremism. It was found that inclusive religious education that pays attention to efforts to build awareness of differences can be an effective model that transforms religious education in the context of this pluralistic society in Indonesia. Inclusive religious education is also a medium of religious learning that can shape the moderate attitude of students. In this regard inclusive religious education can be used as a solution for strengthening attitudes towards other groups outside of their own groups and managing diversity in Indonesia.


Abstrak
Artikel ini mendiskusikan pentingnya pendidikan agama inklusif sebagai instrumen untuk membangun dan mengembangkan satu model pendidikan agama kontekstual di Indonesia. Pembahasan ini bertujuan memberi pemikiran alternatif untuk mengoreksi realitas praktik keagamaan eksklusif yang diduga turut dipengaruhi oleh cara pembelajaran agama di sekolah yang belum mampu mengubah dan membentuk sikap inklusif naradidik. Dari hasil kajian berbagai literatur ditemuai bahwa selain politik pendidikan dan sistem pendidikan agama di Indonesia yang banyak dikomentari, pendidikan agama yang dibangun dalam paradigma eksklusif telah turut membentuk sikap kebencian dan intoleransi di kalangan naradidik, yang dapat dijadikan lahan subur tumbuhnya gerakan radikalisme dan ekstrimisme. Ditemui bahwa pendidikan agama inklusif yang memberi perhatian pada upaya membangun penyadaran terhadap perbedaan dapat dijadikan model efektif yang mentransformasi pendidikan keagamaan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia yang majemuk ini. Pendidikan agama inklusif sekaligus menjadi media pembelajaran agama yang dapat membentuk sikap moderat nara didik. Dalam kaitan ini pendidikan agama inklusif dapat dijadikan salah satu solusi bagi penguatan sikap penerimaan terhadap kelompok lain di luar kelompok sendiri dan pengelolaan keragaman di Indonesia.

Keywords


inclusive, diversity, religious education, inklusif, keragaman, pendidikan agama

Full Text:

PDF

References


Banks, James A., 2001, “Multicultural Education: Characteristics and Goal,” dalam Multicultural Education: Issues and Perspectives, ed. James A. Banks and Cherry A. McGee Banks. New York: Jhon Willey & Sons.Inc.

----------, 2010, “Approaches to Multicultural Curriculum Reform,” dalam Multicultural Education: Issues and Perspectives, ed. James A. Banks and Cherry A. McGee Banks. New York: Jhon Willey & Sons.Inc.

Christiani, Tabita K., 2005, “Blessed are The Peacemakers: Christian Religious Education for Peacebuilding in The Pluralistic Indonesian Context”, Dissertation, The Graduate School of Arts and Sciences Instutute of Religious Education and Pastoral Ministery of Boston College.

----------, Christian Religious Education for Peace, makala The International Conference on Spirituality, Religious Education and Music for Peace Building, Ambon: STAKPN Ambon.

Dewey, John, 1997, Experience and Education, First Collier books ed., The Kappa Delta Pi Lecture Series. New York: Touchstone.

Dupuis, Jacques, S.J., 2001, Toward a Christian Teology of Religion Pluralism, New York: Orbis Books.

Hope S. Antone., 2010, Pendidikan Kristiani Kontekstual: Mempertimbangkan Realitas Kemajemukan dalam Pendidikan Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Kniter, Paul F., 2003, Satu Bumi Banyak Agama, Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Listia, dkk., 2007, Probelamtika Pendidikan Agama di Sekolah (Hasil Penelitian Tentang Pendidikan Agama di Kota Yogyakarta 2004-2006), Yogyakarta: Interfidei.

Rumahuru, Y.Z., 2014, Keragaman Sebagai Basis Pembelajaran PAK, Jurnal Mara

Christy Vol. V. No. 2, Juli-Desember 2014 Ambon: STAKPN Ambon.

Saerozi, Muh., 2003, Politik Pendidikan Agama dalam Era Pluralisme: Telaah Historis atas Kebijakan Pendidikan Agama Konfensional di Indonesia, Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Seymour, Jack L., Margaret Ann Crain, and Joseph V. Crockett. 1997, Educating Christians: The Intersection of Meaning, Learning, and Vocation. Nashville: Parthenon Press.

Suhadi dkk., 2014, Politik Pendidikan Agama, Kurikulum 2013 di Ruang Publik Sekolah, Yogyakarta: CRCS UGM.

Tilaar, H.A.R. 2000, Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia:Strategi Reformasi Nasional. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

----------, 2004, Multikulturalisme: Tantangan-Tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasinal. Jakarta: Grasindo.




DOI: https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.13

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 JURNAL TERUNA BHAKTI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
Jurnal Teruna Bhaktiis licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/index.php/teruna/.

Jurnal Teruna Bhakti telah terindeks pada situs:

  

View TB Stats