Inkulturasi Musik Etnik dalam Liturgi Gereja Kalimantan Evangelis, Kalimantan Tengah

Sugiyanto Sugiyanto

Abstract


The inculturation of ethnic music is an inevitability to serve as a suggestion of the ministry of God's Word in the liturgy. This research uses qualitative methods that use ethnographic research to solve problems. The data source is GKE liturgical figures, musicians, and practitioners of ethnic music GKE who have carried out ethical music in worship. The Book of Oneness Song which has become a liturgical chant is accepted at GKE. The results showed that in the concept of theological musical sequestration, GKE accepts all types of ethnic musical instruments such as rebabs, harps, drums, knobs, distillers, and words as musical instruments that can be used to praise God. The concept of theological and practical inculturation is that all ethnic chants that can enter the GKE liturgy are ethnic songs whose lyrics are taken from the Bible, the result of its own creation that has spiritual value. Translated songs, transfers, and new creations that are measured and meaningful to the Christian faith. Ungkup singing is processed through the stage of inculturation in the form of transferring lyrics into Dayak Ngaju language that is adapted to song notations originating from the West including those from Indonesia. Tumet Leut Basa Maanyan's singing has been processed through the inculturation stages of new creations. Namely, the cultural elements contained in it are concocted with new and spiritual elements so that they enter the liturgy of the Maanyan Dayak Tribe GKE.

 

Abstrak

Inkulturasi musik etnik merupakan suatu keniscayaan untuk dijadikan sebagai saran pelayanan Firman Tuhan dalam liturgi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menggunakan penelitian etnografi untuk memcahkan masalah. Sumber data adalah tokoh Liturgi GKE, musisi, praktisi musik etnik GKE yang pernah melaksanakan musik etik dalam ibadah. Buku Kidung Keesaan yang telah menjadi nyanyian liturgis yang diterima di GKE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep inkulutrasi musik secara teologis, GKE menerima semua jenis alat musik etnik seperti rebab, kecapi, gendang, kenong, suling, katambung sebagai alat musik yang bisa dipergunakan untuk memuji Tuhan. Konsep inkulturasi secara teologis dan praktis, bahwa semua nyanyian etnik yang dapat masuk ke dalam liturgi GKE adalah lagu-lagu etnik yang lirik-liriknya diambil dari nas Alkitab, hasil ciptaan sendiri yang memiliki nilai rohani. Lagu-lagu terjemahan, pemindahan dan kreasi baru yang terukur dan bermakna bagi iman Kristen. Nyanyian Ungkup diproses melalui tahapan inkulturasi berupa pemindahan lirik-lirik ke dalam Bahasa Dayak Ngaju yang disesuaikan dengan notasi-notasi lagu yang berasal dari Barat termasuk yang berasal dari Indonesia. Nyanyian Tumet Leut Basa Maanyan telah diproses melalui tahapan inkulturasi kreasi baru. Yakni, unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya diramu dengan unsur-unsur baru dan rohani sehingga masuk liturgi GKE Suku Dayak Maanyan.


Keywords


Dayak culture; ethnic music; inculturation; liturgy of GKE; budaya Dayak; inkulturasi; liturgi GKE; musik etnik

Full Text:

PDF

References


Agung, Ngurah Gusti. 2005. Manajemen Penulisan Skiripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aritonang. S. Jan. 2016. Berbagai Aliran di Dalam dan di Skitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bhabha, Homi K.1994. The Location of Culture. New York: Routledge.

De Jonge Chr. 2016. Apa dan Bagaimana Gereja? Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Echols M John. 1987. Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Enklaar IH. 2016. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Kidung Keesaan. 2017. Kidung Keesaan. Jakarta: Yamuger Indonesia.

Nyanyian Ungkup Bahasa Maanyan. GKE Barito Timur.

Nyanyian Ungkup, Banjarmasin: Yamuger GKE.

Prier, Karl Edmund, SJ. 1993. Ilmu Bentuk dan Analisa, Yogyakarta: PML.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Riemer. G. 1995. Cermin Injil, ilmu Liturgi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Tumet Leut, GKE Barito Timur.

Sasongko M. Hari. 2019. Musik Etnik dan Pengembangan Musik Gereja. Jurnal: Tonika Volume 2. 01 Mei 2019.

Spradley P. James. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sitompul, AA. 1991. Manusia dan Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tambunan O. Jubelando. 2018. Inkulturasi Musik Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), (Suatu Kajian Masuknya Musik Tradisional Dalam Ibadah), Jubelando O. Tambunan, dosen FKIP Universitas Efarina, Sumatera Utara: Jurnal Stindo Profesional, Volume 4, Nomor 4, Mei 2018. ISSN 2443-0536.

Ugang, Hermogenes. 1985. Belanga-Belanga Keramat. Jakarta: STT Jakarta.

Van den End Th, 2016, Ragi Carita 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Yulia,(https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Finfopublik.id%2Fgaleri%2Ffoto%2Fdetail%2F83539%3Fshow%3D&psig=AOvVaw2saM4G4qYqvzxNXpnGBofD&ust=1637210335533000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwj77oX1yZ70AhVvnksFHUIeCA8Qr4kDegQIARAS).

Buku Kandayu: https://books.google.com (2001).

Gott Sei Dank In Aller welt: https://www.evangeliums.net/lieder/ lied_gott_sei_dank_durch_alle_welt.html

Näher, mein Gott, zu dir: https://de.wikipedia.org/wiki/Näher,_mein_Gott,_zu_Dir




DOI: https://doi.org/10.47131/jtb.v5i1.142

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 JURNAL TERUNA BHAKTI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
Jurnal Teruna Bhaktiis licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://stakterunabhakti.ac.id/e-journal/index.php/teruna/.

Jurnal Teruna Bhakti telah terindeks pada situs:

  

View TB Stats